Posted in Uncategorized

6 Things to Know About Claustrophobia — Psych2Go

Claustrophobia adalah sebuah istilah baru bagiku, dan kali ini aku perlu mencatatnya di dalam blog. Biasa menambah pengetahuan dan menambah jumlah postingan tentunya.

This is a disclaimer that this article/video is for informative purposes only. It is not intended to diagnose or treat any condition. Please reach out to a qualified healthcare provider or mental health professional if you are struggling. We can all think of a time when we were in a crowded situation. Perhaps you’ve heard […]

6 Things to Know About Claustrophobia — Psych2Go
Posted in Uncategorized

NaNoWriMo Day 1 — A Journey of Words

Kalau judul tulisan tak bisa diganti, harus dimaklumi. Acaranya, aku hanya “reblog” saja. Hal ini penting karena aku ingin mencatat tentang bagaimana para penulis hebat atau mereka yang mau menyusul suksesnya penulis hebat dalam mewajibkan diri dalam program latihan menulisnya. Kerangka cerita seperti inilah yang ingin bagikan. Aku kan juga ingin mendapat kesempatan untuk menjadi seorang penulis yang hebat juga.

Aku tahu. Aku harus mengakui kesalahan diri dalam proyeksi diri ke arah penulisan buku atau artikel. Aku tidak punya sasaran yang pasti. Ini yang harus saya perbaiki.

The Words: 2577 words total for the day. I almost always start at midnight on Nov. 1 (in my 11 years of doing NaNo, I think I’ve only not done this twice), but I was in a car at midnight. Fortunately, I’d thought ahead to the possibility of not being home and had my Neo […]

NaNoWriMo Day 1 — A Journey of Words
Posted in Uncategorized

Lebih gagah kalau punya kata-kata dan bisa membuktikan

Hari-hari berjalan dengan damai. Sebagian besar orang lebih suka berada di zona aman dengan tidak menegaskan ambisi atau obsesi dirinya. Tidak dalam suatu pikiran atau pembicaraannya dengan sesama. Diam saja sebab baginya diam itu emas. Lebih aman dari yang semestinya.Tetapi hidup ini adalah harapan demi harapan. Tidak mungkin kita hidup tanpa berharap atas hadirnya kebaikan minimal untuk diri sendiri.Begitulah seharusnya. Kita harus bermimpi dan bermimpi lagi. Dari mimpi itulah kita peduli.Sekali pikiran hidup maka proses dan perjalanan hidup ini bisa lebih berarti. Bukan untuk tujuan gagah-gagahan.

Posted in Uncategorized

Tentang budaya ngopi milenial

Siapa saja bisa mengamati. Ngopi sekarang tidak sederhana, pasti tidak sama dengan jamannya mbah Kung masih sugeng. Ngopi menjadi tradisi baru yang bisa dikatakan menyenangkan pun juga disebut menyedihkan.

Mengapa harus dibahas? Begitu itu pula yang ada pikiran. Aku sungguh tidak menyangka kalau pikiranku sampai merambah ke masalah yang tidak penting ini. Maksudku, kenapa juga harus merenungi masalah kebutuhan individu atau sosial ini.

Ngopi menjadi suatu budaya yang bisa kontra produktif saat ini. Ada ribuan warung kopi yang muncul di era sekarang. Penguasaha tahu adanya fenomena menarik dalam tatanan sosial kita. Mereka tahu kalau masyarakat sedang galau lantaran susahnya mencari kerja. Mereka tahu perlunya tempat pelarian bagi orang-orang yang tidak beruntung dalam berusaha. Mereka mau melayani orang banyak. Namun, mereka mau mendapat untung juga.

Sekarang, idenya harus canggih. Mereka siapkan warung kopi modern yang menyediakan satu fasilitas utama–wifi. Tidak ada wifi tidak afdhol.

Inilah kawah condrodimuko yang baru. Warung kopi plus wifi itu menjadi tempat bagi orang-orang yang mencari identitas diri. Beda. Ini bukan warung kopi jaman dahulu. Kebanyakan yang hadir di sana adalah orang–orang yang terlalu senggang waktunya.

Ngopi itu keren. Ini kalau tidak mau ganti kosa kata–kere. Beda, dan bedanya hanya sedikit.

Posted in madrasah

Karena pekerjaannya hanya di kantor

Tidak jadi masalah kalau dia melupakannya. Dia sendiri tidak pernah mengenaliku secara pribadi. Pun kebetulan kalau dia sekarang membawahi aku, sebab dia adalah atasan di kantor ini. [catatan, madrasah19]

Dia bukan apa-apa dan siapa-siapa bagku yang baru masuk ke kantor ini. Aku memang tidak mujur harus masuk ke kantor ini dengan alasan yang tidak hebat. Aku dianggap mengalami gagal jiwa saja. Maksudku bilang gangguan jiwa, kok terlalu umum.

Tak apa kalau maunya melupakan. Dia siapa, aku pun siapa.

Posted in Uncategorized

Jangan mengabdi kepada syetan

Hidup adalah serangkaian ujian. Inilah satu kenyataan yang wajib diyakini. Tak bisa dipungkiri, semua orang akan menemui ujiannya yang beda bentuk dan tingkatannya dari satu orang ke orang yang lainnya.

Diciptakannya manusia dan semua yang ada di langit dan bumi hanyalah untuk menyembah Allah yang maha suci. Tidak boleh ada sekutu untuk tuham seklian alam. Begitulah jalan lurus yang diajarkan. Siapa yang mau percaya, itulah orang yang mendapat hidayah. Sementara mereka yang tidak mau percaya dan enggan menjalani agama yang lurus ini tidak mendapat nikmat hidayah tersebut. Sementara Allah tidak beranak dan tidak perlu diperanakkan. Allah tidak akan sama dengan apa saja.

Terlalu banyak godaan yang akan bisa menjerumuskan manusia. Terutama godaan dari syetan terkutuk. Dia tidak rela kalau manusia itu beriman dan ikhlas dalam menjalani hidup karena Allah semata. Syetan selalu mengajari manusia untuk berbuat ma’syiat dan berbuat ingkar. Tipu muslihatnya ada dan banyak macamnya. Hati-hatilah.

Posted in Uncategorized

Aku tak bisa menjadi makmum

Salah satu orang yang mendapatkan perlindungan Allah di hari akhir nanti adalah imam yang adil. Islam jelas mengajak umatnya tegas dalam sikap adil. Masalahnya semua orang itu jadi imam atau pemimpin. Amanah setiap orang yang memimpin tentu saja adil dalam setiap amaliahnya.

Kalau tidak adil? Dzalim itu jelas.

Rasanya trauma dengan kata yang terakhir itu. Mengapa? Berhadapan dengan orang yang dzalim, posisi yang berat tentunya saat didzalimi. Tidak enak. Sedih. Tidak berdaya. 

Allah pasti melaknat orang-orang yang dengan sengaja berbuat dzalim. Repot. Aku tak mau menyimpan dendam. Doa sekecil apa pun Allah mendengar.

Aku memang sakit hati. Aku hanya berusaha menghindari orangnya. Aku tak mau berdiri di belakangnya. Dia dzalim. Aku lebih suka mencari imam lain.

Biarkan aku lepas dari mereka yang tidak memiliki hati yang lembut itu.